Senin, 15 Oktober 2018

CRITICAL REVIEW "Pengembangan Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah Berdasarkan Infrastruktur Daerah: Studi Kasus Kabupaten Jepara


Ringkasan Jurnal
1.                  Penulis dan Judul
            Jurnal penelitian yang dianalisis untuk direview berjudul “Pengembangan Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah Berdasarkan Infrastruktur Daerah: Studi Kasus Kabupaten Jepara” yang ditulis oleh Kurniawati Hapsari Ekosafitri, Ernan Rustiadi dan Fredinan Yulianda, Mahasiswa Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah, Institut Pertanian Bogor.
2.                  Isi Jurnal Secara Umum
Isi jurnal secara umum  yaitu Kabupaten-kabupaten pesisir di pantai utara Jawa Tengah perlu mentransformasi prioritas pembangunan pada potensi sumber daya lokal dan mengoptimalkan sumber-sumber pertumbuhan baru di wilayahnya. Jepara, salah satu kabupaten pesisir di pantai utara Provinsi Jawa Tengah, mempunyai panjang garis pantai 82.73 km dengan 16 kecamatan yang terdiri atas 9 kecamatan pesisir dan 7 kecamatan pedalaman. Konsentrasi penduduk di wilayah pesisir menyebabkan perkembangan kecamatan yang berada di pesisir lebih maju dibandingkan dengan kecamatan di pedalaman. Hasil anaisis yang dilakukan peneliti mengenai pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa keetrsediaan infrastruktur dianggap merupakan prioritas utama pengembangan kawasan pesisir dan pariwisata bahari merupakan prioritas kegiatan yang perlu dikembangkan di kawasan pesisir.
3.                  Latar Belakang Isu
            Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten pesisir yang terletak di pantai utara Provinsi Jawa Tengah dengan garis pantai sepanjang 82,73 km. Pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Jepara membutuhkan kesiapan sarana dan prasarana pendukung di semua kecamatan pesisir. Identifikasi mengenai jumlah ketersediaan sarana dan prasarana wilayah perlu dilakukan untuk melakukan analisis tingkat perkembangan kecamatan di Kabupaten Jepara agar perencanaan pengembangan wilayah tepat berdasarkan kebutuhan tiap kecamatan. Perkembangan kegiatan perekonomian di wilayah kecamatan pesisir menyebabkan wilayah kecamatan tersebut lebih maju dibandingkan dengan wilayah kecamatan yang berada di pedalaman. Perencanaan pembangunan kawasan pesisir dilakukan dengan cara menentukan prioritas-prioritas kawasan dan menumbuhkan sektor-sektor yang potensial di wilayah yang sesuai dengan potensi sumber daya termasuk ketersediaan sarana dan prasarana disuatu wilayah tersebut.
            Perencanaan pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Jepara juga perlu mempertimbangkan pergeseran kegiatan masyarakat pesisir dari kegiatan sektor primer dan sektor sekunder ke sektor tersier di wilayah pesisir Kabupaten Jepara. Pergeseran pekerjaan nelayan dari menangkap ikan ke pemandu wisata dengan memanfaatkan kapal penangkap ikan sebagai kapal untuk tur wisata di kecamatan Karimunjawa serta ke sektor-sektor informal seperti warung makan, warung tenda yang menjual seafood dan toko souvenir di sekitar objek wisata pantai. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat perkembangan wilayah berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana wilayah dan juga menggali persepsi stakeholder mengenai pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara.
4.                  Bahan dan Metode yang digunakan
            Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan berupa kusioner yang dilakukan untuk memperoleh persepsi stakeholder  mengenai pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Jepara. Responden yang dituju, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jepara, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara, akademisi dan pelaku usaha perikanan. Sedangkan untuk data sekunder berupa data PODES (Pendataan Potensi Desa) Kabupaten Jepara  tahun 2014 yang didapat dari Badan Pusat Statistik. Dalam jurnal ini, para peneliti menggunakan analisis skalogram yang digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat perkembangan suatu wilayah secara administratif dengan menggunakan kelengkapan sarana dan prasaran di wilayah pesisir tersebut. Wilayah yang menjadi objek penelitian ini adalah 16 kecamatan di Kabupaten Jepara. Selain itu, para peneliti juga menggunakan metode analisis Analytic Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk menganalisis persepsi para stakeholder mengenai pengembangan kawasan wilayah pesisir di Kabupaten Jepara.
5.                  Fokus Penelitian
            Fokus Penelitian yang terdapat pada jurnal ini adalah dimana para peneliti melakukan analisis untuk mengetahui lebih dalam lagi perkembangan wilayah berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana dan juga para peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi stakeholder  mengenai pengembangan kawasan wilayah pesisir di Kabupaten Jepara. Dimana para peneliti mengharapkan analisis yang dilakukan dapat mampu merumuskan arahan pengembangan kawasan wilayah pesisir di Kabupaten Jepara.
6.                  Hasil Penelitian dan Kesimpulan
            Setelah melakukan analisis maka didapatkan hasil anaslisi dengan menggunakan metode skalogram yang menunjukkan kisaran nilai Indeks Perkembangan Kecamatan (IPK) anatar 31.80 – 85.65. Dimana kecamatan yang mempunyai hirarki paling tinggi, yaitu Kecamatan Kedung, Kecamatan Jepara, Kecamatan Keling dan Kecamatan Karimunjawa. Sedangkan untuk kecamatan yang mempunyai hirarki sedang, yaitu Kecamatan Tahunan, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Donorojo. Pada kecamatan yang mempunyai hirarki rendah, yaitu Kecamatan Mayong, Kecamatan Welahan, Kecamatan Nalumsari, Kecamatan Pecangaan, Kecamatan Kalinyamatan, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Pakis Aji, Kecamatan Batealit dan Kecamatan Kembang. Wilayah kecamatan yang memiliki tingkat perkembangan wilayah tinggi dan sedang di Kabupaten Jepara berada di kecamatan pesisir. Hal ini dikarenakan banyaknya penduduk yang tinggal di wilayah pesisir sehingga membutuhkan fasilitas pelayanan yang lebih bila dibandingkan dengan kecamatan pedalaman. Wilayah pesisir Kabupaten Jepara juga menjadi pusat dari kegiatan perekonomian seperti kegiatan perdagangan, industri pengolahan, perikanan tangkap, perikanan budi daya, transportasi laut dan pariwisata bahari.
            Dari hasil analisis persepsi stakeholder, menempatkan pariwisata bahari menjadi prioritas utama yang dikembangkan dengan skor 0.297. Kecamatan Karimunjawa, Kecamatan Jepara dan Kecamatan Mlonggo merupakan wilayah yang telah mengembangkan pariwisata bahari secara komersial. Prioritas persepsi stakeholder menempatkan kawasan IV (Kecamatan Karimunjawa) skor tertinggi untuk dikembangkan (0.307). Kegiatan pariwisata bahari berkembang di wilayah kecamatan pesisir, antara lain Kecamatan Jepara, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Tahunan, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Karimunjawa melalui pengembangan wisata pantai. Sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang berkembang terdiri atas hotel, rumah makan, dan tourist information centre. Kecamatan Jepara menjadi wilayah paling lengkap dalam menyediakan sarana prasarana penunjang pariwisata dikarenakan di wilayah ini objek pariwisata pantai telah dikelola secara baik.
            Pengembangan kawasan pesisir juga perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang mendukung kegiatan sektor perikanan dan kelautan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat pesisir. Salah satu infrastruktur pendukung sektor perikanan dan kelautan yaitu TPI. Keberadaan TPI dianggap penting bagi perekonomian wilayah Kabupaten Jepara sehingga pemerintah daerah meakukan upaya perbaikan fungsi TPI dengan memperbaiki fasilitas gedung TPI, melakukan pengerukan muara sungai untuk memperlancar arus kapal, membangun fasilitas docking dan kolam pelabuhan serta memperbaiki jalan produksi menuju TPI. Hasil analisis skalogram menunjukkan Kecamatan Karimunjawa memiliki tingkat perkembangan wilayah tinggi berdasarkan ketersediaan sarana dan prasaran wilayah. Kegiatan pariwisata bahari juga berkembang pada kecamatan ini. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan pariwisata di kawasan pesisir yang tersedia berupa sarana hotel dan homestay, dua pelabuhan penyeberangan di Karimunjawa dan Menujan serta satu bandara untuk pesawat terbang perintis. Pengembangan kawasan pesisir ke depan dititikberatkan pada pengembangan kegiatan potensial berdasarkan potensi lokal yang dimiliki.
Kritik dan Saran Teerhadap Jurnal
1.                  Relevansi Pertanyaan Penelitian dan Pembahasan yang disajikan
            Relevansi pertanyaan penelitian sudah sangat berhubungan satu sama lain, dimana para peneliti sudah dapat menjawab tujuan yang disebutkan diawal yaitu untuk analisis untuk mengetahui lebih dalam lagi perkembangan wilayah berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana dan juga para peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi stakeholder  mengenai pengembangan kawasan wilayah pesisir di Kabupaten Jepara. Menurut pandangan saya, saya masih kurang paham dengan analisis yang digunakan. Saya juga tidak bisa memahami hasil dari analisis dikarenakan kata-kata yang digunakan seperti terulang kembali secara terus menerus.
2.                  Metode yang digunakan
            Metode yang digunakan dengan skalogram menurut saya sudah tepat dikarenakan kita dapat melihat sendiri kecamatan-kecamatan mana saja yang memilki karakteristik yang sama. Tetapi menurut saya, mengenai analisis persepsi stakeholder yang digunakan sudah tepat dan sudah sesuai sasaran yang dituju.
3.                  Bandingan dengan Jurnal
            Adapun perbandingan anatara jurnal yang direview dengan jurnal yang lainnya terkait dengan wilayah pesisir. Jurnal penelitian yang lain yang digunakan sebagai pembanding yaitu “Kajian Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Kabupaten Bone Bolango yang Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus Desa Botubarani dan Desa Huangobotu) yang ditulis oleh Abdul Rasid Salim, Hartuti Pernaweni dan Wahyu Hidayat. Terdapat perbedaan isi dijurnal ini dimana pada jurnal yang kedua ini terdapat sebuah tinjauan pustaka yang bisa dapat dipahami terlebih dahulu oleh pembaca sedangkan pada jurnal yang saya review tidak terdapat tinjauan pustaka. Pada jurnal kedua juga tidak terlalu menggunakan banyak kalimat-kalimat sehingga para pembaca menyukainya. Tetapi dalam memperoleh data, kedua jurnal ini mempunyai kesamaan yang sama dimana sama-sama menggunakan kuisioner. Dalam tahapan analisis, kedua jurnal ini memiliki teknik analisis yang berbeda dimana jurnal kedua menggunakan analisis deskriptif dan menggunakan analisis SWOT (strengths,weakness,opportunities, threaths). Dalam menjelaskan pembahasan juga jurnal kedua ini lebih mudah dipahami dibandingkan dengan jurnal yang direview sehingga para pembaca dapat dengan mudah mengerti tujuan, proses analisis sampai ke pembahasan yang diberikan oleh peneliti.
4.                  Kelebihan dan Kelemahan
            Dalam jurnal yang direview ini terdapat beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada jurnal. Untuk kelebihan jurnal ini sendiri, dimana terdapat peta yang merupakan hasil dari analisis skalogram yang digunakan oleh para peneliti. Peta tersebut juga mempunyai warna yang berbeda berdasarkan hasil analisis atau hirarki kecamatan yang sama. Kelebihan selanjutnya, para peneliti juga menganalisis untuk alternatif pengembangan kawasan pesisir di kabupaten tersebut dan juga para peneliti menampilkan peta yang isinya merupakan arahan pengembangan kawasan pesisir di kabupaten tersebut sehingga para pembaca jurnal akan lebih mudah tertarik dengan adanya gambar yang warna-warni ini. Tetapi jurnal ini juga memiliki kelemahannya, dimana terdapat beberapa bahasa yang digunakan oleh para peneliti kurang dimengerti oleh orang yang bukan ahli dibidangnya dan juga sering terdapat kalimat yang maksud inti dari kalimat tersebut sama sehingga terkesan berulang-ulang.
5.                  Manfaat Hasil Penelitian
            Manfaat jurnal yang direview ini dapat memberikan hasil peneliian yang dapat digunakan oleh pemerintah setempat untuk mengembangkan potensi daerah yang sudah dimiliki oleh daerah tersebut. Pemerintah juga akan mengetahui bahwa masih terdapatnya daerah-daerah yang pembangnan infrastrukturnya masih belum merata pada kabupaten tersebut. Dan juga penelitian ini dapat menambah pengetahuan kita bahwa terdapat  sebuah daerah yang memiliki sektor pariwisata bahari yang dapat kita nikmati tanpa harus kita pergi ke luar negeri. Pemerintah juga akan tersadar bahwa pembangunan infrastruktur itu sangatlah penting yang dapat mempengaruhi perkembangan wilayah itu sendiri. Sehingga dalam hal ini sangat menginginkan sekali akan kesadaran pemerintah didaerah-didaerah pedalaman yang selama ini masih belum mendapatkan keadilan yang sama dalam hal pembangunan infrastruktur itu.

Penutup
1.                  Opini
Menurut opini saya terhadap jurnal ini yaitu jurnal ini sudah sangat cukup baik untuk bisa dibagikan kepada masyarakat. Jurnal ini memiliki metode penelitian yang sudah sangat tepat dan sudah sesuai dengan sasaran yang dituju. Bahasaya yang digunakan peneliti juga sedikit kurang saya mengerti. Apabila penulis jurnal atau peneliti tersebut ingin melanjutkan penelitiannya itu juga sangat baik karena penelitian yang diangkat cukup menarik perhatian. Hanya saja para peneliti terlalu banyak kalimat pembukaan dibagian pendahuluan yang dapat menyebabkan para pembaca jurnal tersebut manjadi tidak ingin membaca yang pada kenyataannya kalimat-kalimat tersebut sangatlah penting.

2.                  Rekomendasi
Jika mau melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama pada jurnal ini maka perlu untuk memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut:
1.      Metode penelitian yang digunakan dapat menggunakan teknik keabsahan yaitu Triangulasi Metode dimana membandingkan antara informasi yang didapat dengan data yang ada untuk lebih dalam dalam mengenali informasi-informasi tententu yang belum didapatkan dan perlu mengecek kebenaran informasi tersebut.
2.      Melibatkan pihak-pihak terdekat dengan permasalahan yang terjadi untuk mengenali permasalahan yang ada bersumber dari mana, dan dapat pula mengetahui apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan relokasi.



DAFTAR PUSTAKA
Hapsari Ekosafitri, Kurniawati . Ernan Rustiadi . Fredinan Yulianda . 2017 . “Pengembagan Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah Berdasarkan Infrastruktur Daerah : Studi Kasus Kabupaten Jepara” . Bogor: Institut Pertanian Bogor
Rasid Salim, Abdul . Hartuti Purnaweni . Wahyu Hidayat . 2011 . “Kajian Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Kabupaten Bone Bolango yang Berwawasan Lingkungan Studi Kasus Desa Botubarani dan Desa Huangobotu”. Jurnal Lingkungan Hidup